Senin, 17 Januari 2011

Laktasi Awal

Laktasi Awal
Kebutuhan gizi dari susu sapi di awal-laktasi berada pada 100 laktasi hari. Pada tahap awal ini, sapi akan mencapai puncak susu produksi (selama bulan kedua laktasi untuk Holstein sapi), adalah nafsu makan kana menurun dan ternak akan kehilangan bobot badan. Di akhir dari awal laktasi, masa kering akan menjadi masalah dan tidak sedikit kerugian yang ditimbulkan.
Ransum ternak sapi perah biasanya dirumuskan berdasarkan protein (misalnya CP) dan energi (misalnya energi bersih untuk laktasi). Namun, untuk mencapai maksimum
produksi, ransum harus memiliki keseimbang untuk serat, karbohidrat non-struktural, protein tidak tercerna, protein yang larut. Ransum disusun untuk memaksimalkan fungsi mikrobial untuk protein tidak tercerna.
Penurunan Bobot Badan pada masa Awal Laktasi
• Selama periode ini menghasilkan susu meningkat lebih cepat dibandingkan konsumsi bahan kerning (puncak produksi).
• Kebutuhan energi lebih besar dari jumlah energi dikonsumsi sehingga ternak akan memobilisasi cadangan tubuh dan akan menyebabkan terganggunya keseimbangan energi keseimbangan
• Potensi genetik sangat berperan selama periode ini dan ternak akan tertekan untuk berproduksi. Ternak pada tahap ini memiliki keterbatasan kapasitas untuk menelan pakan.
• Ternak dengan potensi genetik yang lebih tinggi akan memobilisasi lemak tubuh untuk waktu yang agak lama daripada sapi dengan potensi genetik yang lebih rendah
• Selama periode ini, pada sapi dapat kehilangan sebanyak 0,7 kg / hari.
Monitoring Konsumsi Pakan selama masa Awal Produksi
• Konsumsi pakan adalah hal yang paling penting dalam mempertahankan tingginya produksi susu
• Ternak harus dimaksimalkan dalam mengkonsumsi pakan selama awal laktasi.
• Setiap tambahan per kg konsumsi bahan kering 2-2.4 kg susu.
• Konsumsi pakan ternak dipengaruhi oleh : tingkat produksi, kualitas dan kuantitas hijauan/pakan berserat, kecernaan pakan, pengolahan makanan, frekuensi makan, konsistensi ratio bahan dll
Kebutuhan Bahan Kering Pakan Ternak Sapi Perah Laktasi
Time Laktasi Pertama Lakasi kedua
Minggu I 14 16 (2.5% BW)
Minggu II 15-16 19 (2.9% BW)
Minggu III 17 21 (3.4% BW)
Minggu IV 18 22 (3.6% BW)
Minggu V 18-19 24 (4% BW)
Menghitung konsumsi
DMI (% berat badan) = 4,048 – 0,00387 x badan berat badan (kg) + 0,0584 x 4% FCM (kg)
Gunakan persamaan berikut untuk menghitung kebutuhan Bahan Kering (kualitas lemak susu 4%)
0,4 x produksi air susu (kg/hari) + 15 x lemak susu (kg/hari)
• Mengkondisikan kualitas ruminansi sangat penting pada awal laktasi
• Dengan demikian, penting untuk pakan minimal 40% dari rasio bahan kering adalah hijauan/pakan berserat. Sekitar setengah dari pakan berserat harus memiliki panjang minimal 2,6 cm yang efektif dalam merangsang proses ruminansi.
• Kualitas pakan ternak yang tinggi harus diberikan selama periode ini untuk meningkatkan konsumsi bahan kering
• Kandungan Neutral Detergent Fibre sebesar 28%
• Kandungan Acid Detergent Fibre sebesar 19%
• Untuk menghindari masalah pencernaan (e.g. acidosis, depresi konsumsi), konsentrat ditambahkan secara bertahap sekitar 0,5 0,7 kg/hari selama dua minggu pertama.
• Protein sangat penting selama awal laktasi karena terbatasnya protein yang dimobilisasi dibandingkan dengan lemak tubuh. Dengan demikian pada awal laktasi, yang diet kandungan protein 17-19% dianjurkan. 35-30% protein tidak tercerna dalam pakan, sementara 30% merupakan protein terlarut. Sebuah pedoman : 0,5 kg pakan dari 34 – 50% protein konsentrat untuk setiap 5 kg susu yang dihasilkan
di atas produksi 20 kg susu.
• Strategi lain :
• sapi biasanya makan setelah pemerahan, sehingga pakan segar harus selalu tersedia di dalam tempat pakan untuk meningkatkan konsumsi pakan. Tinggi produksi sapi akan makan hingga 12 kali makan dengan rataan 23 menit.
• Pedoman konsumsi bahan kering (kg) untuk ternak laktasi :
Waktu Laktasi Pertama Laktasi Kedua %-ase Bahan Kering
Minggu I 14 16 2,5% Bobot Badan
Minggu II 15 – 16 19 2,9 % Bobot Badan
Minggu III 17 21 3,4 % Bobot Badan
Minggu IV 18 22 3,6 % Bobot Badan
Minggu V 18 – 19 24 1. % Bobot Badan
• Jika konsentrat sedang diberi makan secara terpisah dari pakan berserat, ternak harus diberi makan beberapa kali sehari.
• Feed harus tersedia untuk sapi minimal 20 jam per hari
• Pakan berserat harus diberi sebelum konsenntrat pada pemberian pakan pagi hari
• Protein suplemen harus diberi makan bersamaan dengan bahan pakan sumber energi dan/atau pakan sumber energi diberikan sebelum bahan pakan sumber protein
• Bahan pakan berserat harus dipastikan memiliki serat yang cukup panjang
• Jika dua forages diberikan, sebaiknya dicampur daripada diberikan terpisah
• Jika intakes berada di bawah normal, lakukan pemeriksaan pada bahan pakan berserat non-karbohidrat, ukuran pakan berserat dan kualitas air.
Pemberian pakan secara terpisah
• Pemberian ransum dengan campuran konsentrat – pakan berserat (TMR) sebaiknya perlu difikirkan, masih banyak peternak sapi perah yang memberikan pakan berserat dan konsentrat secara terpisah.
• Komponen konsentrat biasanya hanya diberi makan sekali atau dua kali setiap hari. Hal ini dapat menyebabkan tidak seragamnya pasokan nutrisi dan ketidakefisienan dalam pemanfaatan gizi.
• Pemberian konsentrat sesering mungkin akan membantu kestabilan lingkungan rumen. Beberapa strategi manajemen dapat digunakan untuk meningkatkan produksi susu sapi dan kesehatan ternak
• Hindari perubahan kualitas pakan ternak
• Berikan pakan berserat sesering mungkin hal ini akan membantu menjaga pakan ternak selalu berada dalam keadaan segar dan ternak akan lebih sering makan
• Berikan pakan berserat di pagi hari sebelum diberi konsentrat
• Hindari memberi konsentrat diatas 2.5-3.5 kg sekali pemberian. Selain mencegah kebosanan, juga akan menghilangkan resiko acidosis akibat tingginya asupan karbohidrat dalam rumen
• Perhatikan ukuran konsentrat. Konsentrat yang terlelu halus akan sangat cepat dalam rumen dan akan menyebabkan acidosis masalah.
Frekuensi makan
• Peningkatan frekuensi pakan akan mengurangi variasi keasaman dalam rumen dan dengan akan membantu menstabilkan lingkungan rumen.
• Kestabilan pH rumen sangat penting penting dalam pencernaan serat
Urutan Pemberian Pakan
• Memberi pengaruh pada fungsi kerja rumen
• Jika berserat dan konsentrat diberikan secara terpisah, maka pakan berserat harus diberi makan terlebih dahulu di pagi hari sebelum diberikan konsentrat
• Bahan pakan sumber protein (misalnya, tepung kedelai) dan sumber karbohidrat (misalnya jagung) diberikan bersamaan akan memberi lemak susu lebih tinggi. Hal ini karena mikroba rumen memerlukan energi dan protein untuk tumbuh.
Ketepatan Pencampuran
Kombinasi bahan pakan harus dilaksanakan dengan tepat untuk memperoleh keseimbangan gizi. Bahan pakan yang diberikan dalam jumlah tertentu (misalnya mineral dan vitamin), sebaiknya dicampur terlebih dahulu dengan bahan pakan yang lain sebelum dilakukan pencampuran yang lebih banyak lagi
Laktasi Medium
• Medium laktasi berada pada 100 – 200 hari post partus. Pada tahapan ini, ternak akan mencapai puncak produksi (8-10 minggu post partus).
• Konsumsi bahan kering harus tervvapai tidak lebih dari 10 minggu post partus.
• Ternak harus mengkomsumsi 4% dari total bobot badan.
• Hal ini akan menjaga persistensi produksi ternak
• Untuk setiap 2 kg produksi air susu, sedikitnya ternak harus mengkonsumsi 1 kg bahan kering
• Sasaran utama selama periode ini adalah menjaga puncak produksi susu selama
mungkin dengan total produksi susu sebesar 200 - 225 kg atau lebih selama masa laktasi.
• Jadi kunci strategi selama pertengahan laktasi adalah untuk memaksimalkan masalah asupan kering. Selama periode ini pada sapi harus diberi pakan dengan kandungan serat tinggi (minimal 40 sampai 45% dari rasio bahan kering), dan kandungan serat harus dipertahankan pada tingkat yang sama dengan usia laktasi akhir
• Konsentrat tidak boleh melebihi 2,3% dari berat badan dan sumber pakan non-serat seperti bubur bit, distillers butir biji-bijian dan dedak dapat menggantikan bagian dari pati dalam campuran untuk memelihara lingkungan rumen yang sehat.
• Kandungan Protein pada masa medium lactation lebih rendah daripada awal laktasi dengan kandungan CP 15-17%
• Selama periode ini sapi yang harus digemukkan sebelum bunting (60-70 hari post partus)
Laktasi Akhir
• Fase ini dimulai 200 hari post parrtus sampai ternak memasuki masa kering kandang
• Pada fase ini produksi air susu akan menurun, juga konsumsi pakan
• Tetapi konsumsi pakan akan lebih mudah dikonversi menjadi produksi air susu dan dengan kondisi bobot badan ternak diggunakan untuk mengganti jaringan yang hilang selama masa laktasi awal
• Pada masa ini kenaikan bobot badan disebabkan karena bertam bahnya bobot janin
• Sumber protein dan energy tidak penting pada masa ini. Ransum murah dapat disusun dengan menggunakan non-protein nitrogen yang dapat menfermentasi karbohidrat, misalnya tetes.
Tabel Kebutuhan Nutrisi Ternak Sapi Perah
Tahap Laktasi Awal Medium Akhir
Rata-rata Produksi Susu (kg/hari) 40 30 20
Konsumsi Bahan Kering (kg/hari) 24 – 26 21 – 23 11 – 12
Kandungan Protein (% bahan kering) 17 – 19 15 – 16 13 – 15
Protein tidak tercerna (% CP) 35 – 40 30 – 35 25
Protein Terlarut (% CP) 25 – 33 25 – 36 25 – 40
Neutral Detergent Fibre (% bahan kering) 30 – 34 30 – 38 33 – 43
Acid Detergent Fibre (% bahan kering) 19 – 21 19 – 23 22 – 26
Efektif kandungan Serat (NDF %) 25 25 25
Nett Energy (MCal/kg) 1,64 1,57 1,5
Non-Carbohidrat Fibre (% bahan kering) 30 – 42 30 – 44 30 – 45
Total Digenstible Nutrient (% bahan kering) 72 – 74 69 – 71 66 – 68
Lemak (max, bahan kering) – % 5 – 6 4 – 6 3 – 5
Calcium (% bahan kering) 0,8 – 1,1 0,8 – 1 0,7 – 0,9
Phosphorous (% bahan kering) 0,5 – 0,9 0,4 – 0,8 0,4 – 0,7
Kalium (% bahan kering) 0,9 – 1,4 0,9 – 1,3 0,9 – 1,3
Natrium (% bahan kering) 0,2 – 0,45 0,2 – 0,45 0,18 – 0,45
Kaporit (% bahan kering) 0,25 – 0,3 0,25 – 0,3 0,25 – 0,3
Belerang (% bahan kering) 0,22 – 0,24 0,2 – 0,24 0,2 – 0,22
Kobalt (mg / kg DM) 0,2 – 0,3 0,2 – 0,3 0,2 – 0,3
Tembaga (mg / kg DM) 15 – 30 15 – 30 12 – 30
Mangan (mg / kg DM) 60 60 50
Seng (mg / kg DM) 80 80 70
Yodium (mg / kg DM) 0,8 – 14 0,6 – 1,4 0,6 – 1,2
Besi (mg / kg DM) 100 75-100 50-100
Adenium (mg / kg DM) 0,3 0,3 0,3
Vitamin A (1000 IU / hari) 100 – 200 100 – 200 100 – 200
Vitamin D (1000 IU / hari) 20 – 30 20 – 30 20 – 30
Vitamin E (IU / hari) 600 – 800 400 – 600




toolbar powered by Conduit



PEMILIHAN BIBIT SAPI PERAH

Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan budidaya sapi perah yang saling terkait satu sama lain diantaranya pemeliharaan (budidaya), pakan dan pembibitan. Pemeliharan dan pakan yang baik tentu akan meghasilkan produksi yang baik dengan didukung pembibitan yang baik pula. Bibit sapi yang baik sangat penting untuk diperhatikan ketika akan melakukan budidaya sapi perah. Pemilihan bibit sapi perah meliputi pemilihan bibit dara yang nantinya akan menghasilkan produksi susu dan pemilihan bibit pejantan.

Pemilihan Bibit Dara
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
(a) produksi susu tinggi,
(b) umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
(c) berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
(d) bentuk tubuhnya seperti baji,
(e) matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
(f) ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok,puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
(g) tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
(h) tiap tahun beranak.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5×2 m atau 2,5×2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5×1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m daritanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
B. Pembibitan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
1. produksi susu tinggi,
2. umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
3. berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
4. bentuk tubuhnya seperti baji,
5. matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
6. ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
7. tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
8. tiap tahun beranak.
Sementara calon induk yang baik antara lain:
1. berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi,
2. kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
3. jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar,
4. pertumbuhan ambing dan puting baik,
5. jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta
6. sehat dan tidak cacat.
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. umur sekitar 4-5 tahun,
2. memiliki kesuburan tinggi,
3. daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
4. berasal dari induk dan pejantan yang baik,
5. besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
6. kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
7. muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
8. paha rata dan cukup terpisah,
9. dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
10. badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
11. sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya.
Prosedur :
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikan lingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan. Bibit yang baru datang harus dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan ditimbang serta dicatat penampilannya.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan tanda-tanda birahi atau belum bunting setelah suatu periode tertentu, harus disisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan temperamennya.
3. Sistim Pemuliabiakan
Seringkali sapi perah dara dikawinkan dengan pejantan pedaging untuk mengurangi risiko kesulitan lahir dan baru setelah menghasilkan anak satu dikawinkan dengan pejantan sapi perah pilihan. Bibit harus diberi kesempatan untuk bergerak aktif paling tidak 2 jam setiap hari.
C. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan.
2. Perawatan Ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar). Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. sistem penggembalaan (pasture fattening)
2. kereman (dry lot fattening)
3. kombinasi cara pertama dan kedua.
Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa
umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
4. Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
Adapun faktor2 tersebut adalah:
1. Bangsa Sapi
Setiap bangsa sapi mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam menghasilkan susu, kadar lemak dan warna susu. Jumlah susu yang dihasilkan bangsa sapi Fries Holland (FH) tertinggi jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa sapi perah lainnya, baik di daerah beriklim sedang maupun di daerah tropis.
2. Lama Bunting
Sapi yang telah dikawinkan dan bunting akan menghasilkan susu lebih sedikit daripada sapi yang tidak bunting. Lama bunting sapi perah adalah sembilan bulan. Produksi susu akan semakin menurun terutama saat sapi bunting tujuh bulan sampai beranak. Dengan demikian, kebuntingan mempunyai pengaruh yang tidak langsung terhadap produksi susu.
3. Masa Laktasi
Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu yakni selama 10 bulan antara saat beranak dan masa kering. Produksi susu per hari mulai menurun setelah laktasi dua bulan.
4. Besar Sapi
Sapi-sapi yang memiliki badan yang besar akan menghasilkan susu yang lebih banyak daripada sapi-sapi yang berbadan kecil meskipun bangsa dan umurnya sama. Hal ini disebabkan sapi yang bedannya besar akan makan lebih banyak sehingga menghasilkan susu yang lebih banyak.
5. Birahi
Saat sapi mengalami birahi akan terjadi perubahan-perubahan faali yang mempengaruhi volume dan kualitas susu yang dihasilkan. Sapi akan menunjukkan gejala gelisah dan mudah terkejut sehingga tidak mau makan dan produksi susu menurun.
6. Umur Sapi
Sapi-sapi yang beranak pada umur yang lebih tua yaitu dua tahun, akan menghasilkan susu yang lebih banyak dari pada sapi-sapi yang beranak pada umur muda. Produksi susu akan terus meningkat dengan bertambahnya umur sapi hingga umur enam tahun. Setelah umur enam tahun produksi susu akan menurun sedikit demi sedikit, sampai sapi berumur 11 tahun. Hal ini disebabkan kondisi tubuh yang telah menurun dan ketuaan.
7. Selang Beranak
Selang beranak yang optimal adalah satu tahun. Jika selang beranak diperpendek akan menurunkan produksi susu sebesar 3,5 hingga sembilan persen pada laktasi yang sedang berjalan.
8. Masa Kering
Produksi susu pada laktasi kedua dan berikutnya dipengaruhi oleh lamanya masa kering sebelumnya. Setiap sapi betina, produksi susu akan naik dengan bertambahnya masa kering sampai tujuh hingga delapan minggu.
9. Frekuensi Pemerahan
Umumnya sapi diperah dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemerahan yang dilakukan lebih dari dua kali sehari biasanya dilakukan terhadap sapi-sapi yang berproduksi tinggi. Untuk sapi yang berproduksi 20 liter susu per hari dapat diperah tiga kali sehari, sedangkan sapi yang berproduksi 25 liter susu atau lebih dapat diperah empat kali sehari. Peningkatan produksi susu akibat adanya pengaruh hormon prolaktin yang lebih banyak dihasilkan pada sapi yang diperah empat kali.
10. Tata Laksana Pemberian Pakan
Variasi dalam produksi susu pada beberapa peternakan sapi perah disebabkan perbedaan dalam tata laksana pemberian pakan. Pakan yang terlalu banyak konsentrat akan menyebabkan kadar lemak yang terkandung dalam susu rendah, sedangkan pakan yang terlalu banyak berupa hijauan menyebabkan kadar lemak susu tinggi karena lemak susu tergantung dari kandungan serat kasar yang terdapat dalam pakan.
Sifat Pengaruh Faktor Genetik dan Lingkungan Terhadap Produksi Susu

By: Ahmad Windu Bahari
1. Genetik:
• Pengaruhnya relatif tetap (permanen)
• Perbaikan genetik melalui proses reproduksi dan aplikasi teknologi tidak meningkatkan (mengubah) porsi 30% tetapi hanya berpengaruh terhadap kualitas ternak, kualitas membaik produksi meningkat
2. Lingkungan:
• Pengaruhnya sangat sementara
• Setiap perubahan lingkungan (management) → perubahan produksi (kuantitas & kualitas)
3. Perbaikan produksi
• Supaya produksi maksimal maka kedua faktor ini harus diperbaiki bersama
• Dengan ratio (30 : 70)% faktor lingkungan relatif memberikan peluang lebih luas untuk berbuat
Faktor yang Harus Diteliti dan Diperhitungkan pada Lingkungan Usaha
1. Faktor lingkungan makro: faktor ini relatif banyak berorientasi kepada alam
Termasuk ke dalam kelompok lingkungan makro:
Faktor Klimatik atau Iklim
• Curah hujan
• Suhu → ternak hanya dapat hidup pada selang suhu tertentu (heat tolerance)
• Kelembababn udara → memengaruhi kesehatan ternak (terlalu tinggi kelembaban udara berkaibat pada gangguan saluran pernapasan)
• Radiasi sinar matahari → sangat diperlukan untuk pertumbuhan
• Kecepatan angin → gerak udara yang normal sangat baik untuk kesegaran lingkungan
Faktor Edafik
• Air
• Topografi tanah → berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban
• Keadaan tubuh tanah → tekstur dan kesuburan tanah
Faktor biotik
• Fauna → fauna liar mengganggu kehidupan ternak
• Flora → penyediaan pakan dan pelindung
Faktor teknologi
• Hardware → peralatan hasil teknologi
• Software → keterampilan, kemampuan, organisasi, perencanaan, SDM)
Faktor ekonomi finansial
• Pasar & pemasaran
• Komunikasi
• Institusi keuangan dan perkreditan
Faktor sosial budaya
• Penyediaan tenaga kerja
• Kebiasaan hidup
Faktor kebijakan umum
• Peraturan perundangan
• Dorongan atau kendala
• Program atau perencanaan global pusat atau daerah
Faktor mikro
Faktor ini relatif banyak berorientasi kepada penyelenggaraan usaha
Termasuk faktor ini:
• Aspek produks
• Aspek reproduksi
• Aspek pengelolahan
Sifat Lingkungan Makro dan Mikro
1. Lingkungan Makro
• Sulit dimanipulasi
• Rekayasa → biaya tinggi
• Beban biaya produksi
• Pengembangan dan penempatan pada lokasi yang mendekati sifat alam yang cocok
2. Lingkungan Mikro
Lebih memungkinkan adanya manipulasi → menguntungkan → rekayasa
• Feeding
• Breeding
• Management
Bagaimana bentuk-bentuk manipulasi dalam aspek-aspek di atas dan aplikasi serta dampaknya terhadap produksi
Kelompok faktor genetik
Bangsa
• Setiap bangsa mempunyai sifat karakteristik sendiri terhadap produksi susu
• Berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas
• Bangsa yang produksi susunya tinggi mempunyai kadar lemak yang rendah
• Ada korelasi negatif → apabila jumlah produksi naik /laktasi → kadar protein, lemak, dan bahan kering tanpa lemak turun tetapi jumlahnya naik
Periode laktasi
• Sejak laktasi I produksi susu akan terus naik, sampai mencapai puncak pada laktasi V → menurun
• Perbedaan yang terjadi dalam periode laktasi meliputi kuantitas dan kualitasnya (kandungan bahan kering)
• Lama periode laktasi mempunyai korelasi yang positif terhadap kuantitas produksi susu
• Periode laktasi dapat dipakai sebagai salah satu dasar untuk melaksanakan culling
Bulan laktasi
• 6-10 hari setelah partus produksi susu secara biologis dan alami terus naik sampai bulan 2 selanjutnya menurun sampai masa kering
• Pada bulan 1, produksi 13%, bulan 2 1%, selanjutnya setiap bulan turun 10%
• Puncak laktasi akan tercapai pada 6-8 minggu setelah partus, selanjutnya terus menurun
• Kadar lemak relatif sama pada bulan 1-4 selanjutnya mulai bulan 5 naik
Estrus dan kebuntingan
• Produksi dan kadar lemak biasanya menurun saat atau setelah estrus
• Kebuntingan sedikit memengaruhi produksi susu (kuantitas & kualitas) biasanya dimulai pada 5 bulan kebuntingan
• Penurunan produksi susu pada kebuntingan karena energi dari pakan digunakan untuk pertumbuhan fetus
• Penurunan produksi susu pada saat bunting juga disebabkan hormon laktogin yang diproduksi oleh glandula ptuitary
Umur dan berat badan
• Produksi susu akan terus bertambah dengan bertambahnya umur
• Produksi maksimum akan dicapai pada umur 6-7 tahun. Setelah itu terus menurun → replacement
• Dengan mengawinkan pertama pada umru yang ideal (birahi pertama) akan diperoleh produksi susu dan anak lebih banyak
Selang beranak
• Selang beranak dapat dipakai sebagai ukuran efisiensi reproduksi dan produksi
• Selang beranak yang ideal berkisar (12-15) bulan
• Selang beranak yang panjang dapat disebabkan oleh faktor management (kesengajaan menunda kebuntingan) atau karena faktor genetik
• Selang beranak juga mempunyai pengaruh terhadap lama laktasi dan produksi susu
Kelompok faktor lingkungan
Pengaruh iklim
• Secara langsung atau tidak langsung akan memengaruhi produksi susu (kualitas dan kuantitas)
• Pendekatan kepada kondisi iklim yang diperlukan atau cocok untuk ternak perlu diusahakan → menempatkan ternak pada daerah yang sesuai dengan yang diperlukan
• Kisaran suhu yang ideal diperlukan oleh ternak sapi perah (10-20)oC → di Indonesia biasanya di daerah dataran tinggi
• Manipulasi iklim makro –mikro yang sesuai denga kondisi iklim ternak asal ternak tidak menguntungkan → perlu teknologi tinggi dan mahal → lebih baik perbaikan manajemen
Pengaruh pakan
• Faktor lingkungan yang paling dominan memengaruhi produksi susu (kuantitas & kualitas) → (50-60)% dari total pengaruh dari faktor yang lain
• Pendadakan penambahan atau penurunan pakan akan memengaruhi produksi susu (kualitas & kuantitas) → sifatnya sementara
• Untuk keperlan hidup dan produksi perlu pemberian yang cukup (hijauan ±10% BB, dan konsentrat 1-2%) → total bahan kering (2-4)% BB
• Komponen pakan yang penting adalah kadar protein → ransum perlu disusun dengan kandungan protein yang cukup (penyusunan ransum dengan dasar kandungan protein)
Pemerahan
• Frekuensi pemerahan berpengaruh terhadap kuantitas produksi susu (4x > 3x, 3x > 2x →)
• Selang pemerahan dari periode ke periode berikutnya akan memengaruhi produksi susu (diusahakan selang pemerahan sama dan tetap)
• Pemerahan harus dilakukan secara cepat karena sekresi susu dipengaruhi oleh beberapa faktor hormonal dimana keberadaan hormon dalam darah terbatas waktunya (cepat hilang)
• Kuantitas dan kualitas susu sangat bervariasi dari satu pemerahan ke pemerahan yang lain
• Banyak sedikitnya frekuensi pemerahan harus disesuaikam dengan kemampuan produksi ternak (potensi ternak)
Periode kering
• Periode kering sangat diperlukan bagi sapi perah yang sedang laktasi agar sapi dapat menyimpan energi yang cukup untuk laktasi berikutnya
• Periode kering yang ideal (6-8) minggu sebelum partus, pengeringan lebih lama akan lebih baik dibandingkan pengeringan yang pendek
• Periode kering lebih dari 60 hari memberikan produksi susu pada masa laktasi berikutnya realatif kecil, tapi untuk laktasi yang sedang berjalan cukup berpengaruh
• Pada saat periode pengeringan perlu diberikan perlakuan steaming-up (2-4) minggu sebelum partus → persiapan kelahiran
Tukang perah
• Pemerah secara langsung akan dapat memengaruhi produksi susu pada sapi yang diperahnya
• Perlakuan pemerahan yang kasar dan persiapan yang kurang baik menyebabkan ternak stress sehingga produks susu akan terganggu
• Pergantian tukang perah yang sering dan mendadak akan sangat merugikan karena ternak sapi perah perlu kasih sayang
• Supaya dihindari menggunakan tukang perah yang belum terampil sebab dapat menyebabkan perlukaan pada ambing atau puting sehingga produksi rendah karena tidak dapat memerah sampai habis
Penyakit
• Supaya dihindari terjadinya penyakit yang berpengaruh terhadap produksi susu misalnya mastitis → kusalitas terpengaruh → kesalahan memerah atau mikroorganisme
• Perlu dihindari terjadinya Milk fever (demam susu) karena kandunga Ca dalam ransum rendah, sapi lumpuh karena Ca diambil dari tulang
• Penyakit kuku, harus dihindari karena rasa sakit pada kuku menyebabkan ternak tidak berproduksi maksimal (jaga kondisi lantai kandang)


FEEDING THE DAIRY COW DURING LACTATION
M acdonald Campus of McGill University
Faculty of Agricultural & Environmental Science
TRANSLATED BY HAMDAN
ANIMAL SCIENCE BRAWIJAYA UNIVERSITY
MALANG - INDONESIA
PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI
Periode laktasi dibagi menjadi 3
1.
Laktasi awal (14-100 hari)
2.
Laktasi pertengahan (100 sampai 200 hari)
3.
Laktasi akhir (200-305 hari)
1.
PERIODE AWAL LAKTASI
Masa awal laktasi biasanya adalah pada 100 hari pertama laktasi, pada masa awal laktasi sapi akan mengalami puncak produksi susu (yaitu pada bulan kedua laktasi pada sapi Holstein). Konsumsi pakan menurun, akibatnya sapi akan mengalami penurunan berat badan. Dan pada akhir masa awal laktasi ini sapi akan mengalami puncak konsumsi dry matter yang akan menyebabkan penurunan berat badan (berat badan turun sehingga menjadi paling rendah pada masa laktasi)
Pemberian ransum pada sapi laktasi biasanya mengacu pada kebutuhan protein (CP) dan energy (net energy). Akan tetapi untuk mendapatkan produksi maksimal, pemberian ransum harus seimbang effective fiber, non-structural carbohydrates, ruminal undegraded protein,
soluble protein-nya.
Penyusunan ransum pada sapi laktasi biasanya ditujukan untuk memaksimalkan
microbial yield dan untuk memenuhi kebutuhuan asam amino yang tidak tercerna oleh rumen





(ruminal undegraded amino acids). Secara umum kebutuhan nutrisi sapi laktasi pada setiap masa laktai itu berbeda-beda, perunjuknya dapat dilihat di tabel1. Ini adalah petunjuk yang didasarkan pada kenbutuhan nutrisi sapi laktaasi yang dipublikasikan oleh the National Research Council tahun 1989 dan 2001. Kebutuhan secara mendetail untuk karbohidrat dan protein akan di bahas di bab yang lain. Rekomendasi pemberian pakan ini didasarkan pada asumsi total campuran pakan yang diberikan. Pada saat sapi laktasi harus dilakukan pembagian menjadi tiga bagian (berdasarkan level produksi). Hal ini akan menunjukkan perbedaan TMR (total mix ration)/total campuran ransum yang akan diberikan kepada ternak. TMR ini minimal dibagi menjadi 2, satu untuk kelompok produksi rendah dan yang satu untuk golongan sapi yang berproduksi tinggi.
Tabel 1. Grafik kebutuhan nutrisi, produksi susu dan BB pada setiap fase laktasi
a.PENURUNAN BERAT BADAN PADA SAAT AWAL LAKTASI
Pada masa ini produksi susu meningkat lebih cepat dibandingkan konsumsi dry matter (puncak produksi). Permintaan/kebutuhan energi lebih tinggi dari pada enegri yang dikonsumsi, hal ini menyebabkan sapi akan menggunakan seluruh cadangan energi dan mengakibatkan penurunan berat badan (negative energy balance).
Perbedaan potensi genetic biasanya akan berpengaruh pada masa awal laktasi, sapi akan menjadi tertekan untuk memproduksi susu yang tinggi. Akan tetapi pada masa ini sapi akan mengalami keterbatasan kapasitas mencerna kebutuhan pakan. Mobilisasi lemak dalam tubuh yang normal terjadi pada saat masa awal laktasi. Tingkakat mobilitasi lemak dalam tubuh akan sangat dipengaruhi oleh potensi genetic


(sapi yang mempunyai potensi genetic lebih tinggi akan mempunyai mobilisasi lebih panjang dari pada sapi yang mempunyai potensi genetic lebih rendah. Pada periode ini sapi akan kehilangan lebih dari 0.7kg/hari.
b.
MONITORING DM INTAKE PADA AWAL MASA LAKTASI
Feed intake adalah faktor kunci untuk mempertahankan produksi susu yang tinggi. Sapi harus didorong untuk meningkatkan feed intake pada awal laktasi. setiap tambahan 1 kg dry matter dapat menghasilkan 2-2.4 kg susu. Dalam Feed intake sapi laktasi banyak hal yang mempengaruhi tingkat produksi : diantaranya kualitas dan kuantitas pakan, kecernaan pakan, pengolahan pakan, frequensi pemberiann pakan, dan konsistensi formulasi ransum dll
Bagaimana cara menghitung kebutuhan DM intake pada sapi perah. Berikut ini adalah
petunjuk untuk menghitung kebutuhan DM intake pada sapi perah.
DMI (% Bobot Badan) = 4.048-0.00387 x Bobot Badan (kg) + 0.0584 x 4% FCM (kg)
Perhitungan untuk menghitung 4% FCM
0.4 produksi susu (kg/hari) + 15 x lemak susu kg/hari


Mempertahankan ruminasi yang bagus sangat diperlukan untuk masa awal laktasi. Jadi penting untuk member hijauan minimal 40% dari total DM . dengan panjang partikel hijauan minimal 2.6 cm untuk memksimalkan pengunyahan (produksi saliva). Harus diberikan hijauan yang berkualitas bagus untuk meningkatkan DM intake. Level Neutral detergent fiber (NDF) dan acid detergent (ADF) fiber harus diset berturut-turut 28 dan 19%, untuk memaksimalkan intake. Penambahan konsentrat peda pakan antara 0.5-0.7 kg/hari selama dua minggu pertama laktasi, jangan sampai kebanyakan hal ini Untuk menghindari permasalahan pencernaan seperti asidosis, dan penurunan intake.
Protein sangat penting pada awal laktasi. Jadi pada masa awal laktasi rekomendasi pemberian protein 17-19% pada ransum. Sekitar 30-35% dari protein harus proiten yang tidak terdegradasi di rumen (UIP), 30% adalah protein yang dapat tercerna. A guideline is to feed 0.5 kg of a 34 to 50% protein concentrates for every 5 kg of milk produced above 20 kg of milk.
STRATEGI PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI
SUSU
1.Sapi biasanya makan kemudian menghasilkan susu. Jadi pakan segar harus tetap
tersedia di tempat pakan untuk mendukung konsumsi pakan. Sapi dengan produksi tinggi akan akan mengkonsumsi lebi dari 12 meals dalam rata-rata 23 menit. TMR dry matter terbaik antara 50-75%. Kandungan air dalam ransum akan mempengruhi feed intake.
2.Waktu Pemberian konsentrat dan hijauan harus dipisahkan dalam satu hari.
3.Pakan sapi harus tersedia minimal 20 jam per hari.
4.Pada pagi hari sebelum pemberian rumput kering harus diberi Grain dan atau
suplemen protein.
5.Suplemen Protein harus ada dalam pakan bersamaan dengan sumber energy atau
sumber energy diberikan sebelum pemberian protein supplement.
6.Harus dilakukan pengecekan hijauan apakah mempunyai cukup serat.
7.Apabila ada 2 jenis hijauan yang diberikan lebih baik dicampur dari pada
diberikan secara terpisah.

8.Apabila FI dibawah normal lakukan pengecekan tingkat non-fiber carbohydrate,
ukuran hijauan dan kualitas air.
PEMBERIAN PAKAN SECARA TERPISAH
Total Mixed Rations (TMR) harus menjadi perhatian, banyak sapi perah yang diberi pakan konsentrat dan hijauan secara terpisah. Pemberian konsentrat biasanya hanya dilakukan satu atau dua kali dalam sehari. Akibatnya akan terjadi ketidak-seragaman suplly nutrisi dan tidak efisiennya penggunaan nuturisi dalam tubuh. Waktu pemberian yang semakin banyak akan membantu kerja rumen menjadi lebih stabil. Berikut ini beberapa manajemen pemberian pakan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi susu :
1.Hindari variasi kualitas hijauan.
2.Tingkatkan frequensi pemberian pakan, hal ini juga akan membantu menyimpan
pakan agar tetap segar.
3.Pada pagi hari, berikanlah sesuatu kepada sapi sebelum diberikan konsentrat
(Feed some in the morning before cows have access to concentrates).
4.Jangan memberikan biji-bijian (grain) melebihi 2.5-3.5 kg pada setiap sekali
pemberian. Pembatasan pemberian biji-bijian pada satu waktu akan menurunkan
kondisi acidosis karena menurunkan aliran karbohidrat dalam rumen.
5.Perhatikan partikel grain.
FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN
Peningkatan frekuensi pemberian pakan akan mengurangi variasi pH rumen dan akan membuat kerja rumen menjadi lebih stabil. Jumlah pemberian pakan yang sering dan konsistensi pH dalam rumen sangat mempengaruhi pencernaan serat.
PEMBERIAN PAKAN CAMPURAN
Frekuensi pemberian pakan akan berimbas pada fungsi rumen dan performa sapi apabila dilakukan pencampuran antara hijauan dan konsentrat, hijauan diberikan terlebih dahulu pada saat pagi hari kemudian diikuti dengan campuran tepung (konsentrat)


Pemerian pakan sumber protein (seperti tepung kedelai) dan pakan sumber karbohidrat (seperti jagung) secara secara bersamaan akan menghasilkan susu lebih banyak dibandingkan diberikan secara terpisah, karena mikroba rumen memerlukan kedua hal itu untuk pertumbuhan.
KETELITIAN DALAM PENCAMPURAN
TMR atau hujauan makanan ternak harus dikombinasikan dengan tepat untuk menyediakan gizi yang seimbang. Apabila ditambahkan campuran antara vitamin dan mineral lebih baik ditambahkan pre-mix karena akan berperan lebih besar dalam ransum.
Analisis kimia pada bahan-bahan yang digunakan harus akurat. Analisis kimia TMR dan perhitungan tiap bahan akan berubah,tapi mereka diberi jarak variasi. Perbandingan antara DM yang sebenarnaya dan perhitungan DM akan memberi indikasi bagaimana campuran bahan-bahan tersebut.
2.
PERIODE PERTENGAHAN LAKTASI
Periode pertengahan laktasi adalah periode dari 100 hari sampai 200 setelah melahirkan anak. Fase Pada periode ini sapi akan mengalami puncak produksi (8-10 minggu setelah kelahiran) sapi juga mengalami puncak DM intake sehingga tidak mengalami penurunan bobot badan. Sapi akan mengalami puncak DM tidak lebih dari 10 minggu setelah melahirkan. Pada posisi ini, sapi akan makan DM tidak kurang 4% dari bobot badan. Pemberian pakan yang baik akan memperpanjang puncak produksi. Pada breed yang bagus setiap 2 kg susu yang dihasilkan akan membutuhkan DM sebanyak 1 kg.
Target yang harus dihasilkan pada saat puncak produksi, adalah untuk menghasilkan produksi susu sebanyak-banyaknya. rata-rata sapi pada periode ini menghasilkan susu 200- 225 kg dari seluruh masa laktasi sebelumya. Kunci dari periode pertengahan laktasi ini adalah memaksimalkan DM intake. Pada periode ini sapi dituntunt untuk diberi pakan dengan kualitas hijauan yang tinggi (minimal 40-45% DM pada ransum) dan tingkat efektifitas serat hamper sama dengan masa awala laktasi. Pemberian konsentrat jangan sampai melebih 2.3 % bobot badan dan sumber non-hijauan lainya. Ampas sisa penyulingan dan dedak dapat mengganti sebagian dari stach untuk memelihara kesehatan rumen.

Kebutuhan protein pada masa pertengahan laktasi lebih rendah dibandingkan dengan masa awal laktasi. Oleh karena itu kandungan protein dalam ransum antara 15-16% (PK) (Tabel 1)
3.
PERIODE AKHIR MASA LAKTASI
Periode ini adalah mulai 200 hari setelah melahirkan dan diakhiri pada saat masa kering sapi.periode ini produksi susu menurun dan feed intake juga menurun. Oleh karena itu feed intake tidak sebanding dengan susu yang dihasilkan. Sapi juga akan mengalami peningkatan bobot badan, hal ini untuk mengganti jaringan yang hilang (BB) pada saat periode awal laktasi.
Makanan sumber protein da energy tidak begitu penting dalam periode ini. Ransum yang murah dapat diformulasikan dengan NPN dan sumber dan karbohidrat yang mudah terfermentasi seperti molasses. Tabel kebutuhan nutrisi pada periode awal, pertengahan dan akhir laktasi dapat dilihat di tabel 1.

1 komentar:

  1. hai semuanya maaf saya telah pergi begitu lama tetapi begitu banyak yang telah terjadi dan tidak ada waktu untuk memposting. saya pindah ke new orleans minggu pertama bulan juli dan kaki saya menginjak tanah. saya telah bekerja di rumah lama saya di florida selama beberapa minggu terakhir dan saya kelelahan setelah berhasil mendapatkan pinjaman dari mr pedro dan perusahaan pinjamannya pada tingkat 3 untuk membantu menyelesaikan rumah saya! jadi tidak ada waktu untuk berolahraga, tidak ada waktu untuk makan dengan benar dll.....saya sangat ingin hidup saya kembali dan saya sangat bangga dengan apa yang mr pedro lakukan kepada saya dengan membantu saya dengan pinjaman. saya akan meninggalkan email mr pedro di sini sehingga siapa pun yang mencari pinjaman dapat menghubungi mr pedro di ...pedroloanss@gmail.com atau teks whatsapp...+18632310632. semoga hidupku bisa kembali seperti semula. rindu kalian berharap untuk segera

    BalasHapus